Friday, December 30, 2022

Siapa Raja Yordania Abdullah II yang Berani Tantang Israel Perang? | PT Rifan Financindo

 PT Rifan Financindo   - Raja Yordania Abdullah II menjadi sorotan usai menyerukan siap angkat senjata jika Israel mengubah status Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Pernyataan agresif itu diutarakan Raja Abdullah II saat membahas sejumlah pihak di Israel memiliki niat mengubah status Yordania selama ini sebagai pelindung sah situs suci di Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa. Ia memperingatkan Yordania punya batas kesabaran merespons niat Israel itu.

"Jika orang ingin terlibat konflik dengan kami, kami cukup siap. Jika orang ingin mendorong batasan itu, maka kami akan menghadapinya," kata Raja Abdullah II dalam wawancara khusus dengan CNN bulan ini.

Seruan Abdullah II muncul saat Israel memiliki pemerintahan baru di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu. Pemerintahan Netanyahu disebut-sebut menjadi rezim paling berhaluan kanan dalam sejarah Israel.

Hal itu membuat sejumlah pihak khawatir eskalasi konflik Israel-Palestina akan meningkat lantaran Netanyahu dikenal sebagai pemimpin yang anti-Palestina.



Siapa sebetulnya Raja Yordania yang berani blak-blakan menantang Israel berkonflik? 

Pada Januari 1999, Raja Yordania saat itu, Hussein bin Talal, menunjuk Abdullah II sebagai pewaris baru mahkota kerajaan.

Anggota dinasti Hasyim dianggap umat Muslim sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad. Raja Abdullah II dalam hal ini merupakan keturunan ke-43 Nabi Muhammad, demikian dikutip Britannica.

Raja Abdullah II dinobatkan menjadi raja pada 9 Juni 1999. Momen ini berlangsung lima bulan usai sang ayah meninggal, tepatnya pada Februari di tahun yang sama.

Pilihan Redaksi
Ramalan Gila Rusia di 2023: Jerman-Prancis Perang, Elon Musk Presiden
Jet Tempur China vs AS Hampir Tabrakan di Laut China Selatan
Alasan Raja Yordania Abdullah II Berani Angkat Senjata Perangi Israel
Raja Abdullah II merupakan salah satu tokoh penting dalam perjanjian damai Arab-Israel. Ia terus menunjukkan komitmennya dengan berpartisipasi dalam negosiasi solusi dua negara, termasuk bertemu pemimpin Israel dan Palestina. Ia juga mendesak dunia untuk memperhatikan masalah ini.

Imbas ketegangan Israel dan Palestina pada akhir 2010-an, hubungan Yordania dengan Israel memburuk. Raja Abdullah II lalu menghadapi tekanan untuk mengevaluasi kembali hubungan kedua negara.

Selama memimpin, Raja Abdullah II juga mengawasi peningkatan dan modernisasi angkatan bersenjata Yordania. Tindakan ini berguna untuk menghadapi berbagai ancaman keamanan terutama pemberontakan di Irak dan Perang Saudara Suriah.

Di bawah pimpinan Raja Abdullah II, Yordania juga memiliki kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat.

Pada 2014, Amman bergabung dengan operasi militer AS melawan ISIS di Irak dan Al- Qaeda.

Mereka juga mengizinkan pasukan AS mempertahankan pangkalan militer di Yordania usai invasi AS di Irak.

Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment