Friday, October 14, 2022

Benarkan Harga Emas Tahan Resesi ? Cek Faktanya | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo   -  Resesi diperkirakan akan terjadi pada tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hal tersebut disebabkan karena lonjakan inflasi yang tinggi ditengah penurunan ekonomi.

Perencana Keuangan Advisor Alliance Group (AAG) Indonesia Dandy mengatakan kemungkinan resesi dalam waktu dekat tentu bisa berpengaruh pada market. Ia menuturkan untuk siap-siap menghadapi situasi tersebut, lebih baik jangan terlalu rakus dalam mengambil keputusan, termasuk memilih instrumen investasi.


Menurutnya, emas juga bisa menjadi pilihan utama. Sebab, emas sendiri merupakan aset safe haven. Umumnya, ketika perekonomian sedang terpuruk, harga emas cenderung naik. Hal ini sudah terbukti saat krisis akibat pandemi Covid-19.


Saat itu, banyak investor mengalihkan uangnya ke emas, sehingga harganya pun naik. Hal ini bisa kembali dimanfaatkan investor apabila terjadi resesi.


"Kalau kita berkaca dengan kondisi saat krisis covid-19, orang berbondong-bondong mengalihkan dananya ke emas, alhasil harga emas jadi naik saat pandemi," kata Dandy dikutip Jumat (14/10/2022).


Sementara, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan untuk masyarakat yang memiliki investasi emas sebaiknya tahan untuk menjual atau tahan untuk tidak membeli. Sebab, dolar AS juga saat ini nilainya suda terlalu tinggi.


Baca: Wuih! Harga Emas di Pegadaian Naik Banyak Hari Ini

"Kalau dolar AS saat ini sudah sangat tinggi, untuk di logam mulia nanti ketika harga sudah di bawah US$ 1.600 itu adalah saat yang tepat untuk koleksi logam mulia," ungkapnya dikutip detik.com.


Ibrahim menjelaskan, harga emas disebut akan mentok di posisi US$ 1.550 per troy ounce. Setelahnya harga emas bisa kembali menuju level US$ 2.000 per troy ounce. enurunan atau kenaikan harga emas disebabkan oleh mekanisme pasar atau market maker yang ada.


Ibrahim menambahkan, untuk berinvestasi pada logam mulia kuning ini membutuhkan waktu yang panjang atau minimal menengah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.


"Jadi kalau emas tidak bisa jangka pendek investasinya. Minimal itu tiga tahun, itu minimal sekali. Lebih baik lagi jangka panjang," pungkasnya.


Sumber : cnbcindonesia

PT Rifan Financindo


No comments:

Post a Comment