Friday, January 27, 2023

Alasan Jokowi Kekeh Tak Mau Lockdown: Takut Rakyat Rusuh | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo  -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan tidak menerapkan lockdown di awal pandemi COVID-19. Menurutnya lockdown bisa memperkecil peluang masyarakat untuk mencari nafkah.

Bahkan ia menyebut efek berantai dari lockdown bisa menyebabkan kerusuhan. Hal ini disampaikannya dalam Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional 2023.

"Coba saat itu misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam dua atau tiga minggu rakyat sudah nggak bisa, memiliki peluang kecil untuk mencari nafkah, semua ditutup. Negara tidak bisa memberikan bantuan ke rakyat. Apa yang terjadi? rakyat pasti rusuh," kata Jokowi, Kamis (26/1/2023).

Jokowi mengatakan, dalam sebuah rapat 80% menteri menyarankan lockdown karena banyak negara melakukan itu. DPR dan partai politik juga menyarankan lockdown. Namun Jokowi punya pemikiran lain hingga putuskan tidak lockdown.

"Dalam rapat menteri 80% (bilang), pak lockdown karena memang semua negara lakukan itu. Nggak dari DPR, nggak dari partai, semuanya lockdown. Tekanan-tekanan seperti itu pada saat krisis dan kita tidak jernih, kita tergesa-gesa, grusa-grusu bisa salah dan bisa keliru," jelasnya.

Menurutnya Indonesia saat itu ditekan dari sisi pandemi dan sisi ekonomi. Belum lagi penyaluran vaksin yang menurut Jokowi bukan perkara mudah. Adapun saat ini jumlah suntikan vaksin COVID-19 mencapai 448 juta.

Jokowi juga mengaku sempat bertanya kepada WHO soal penanganan pandemi. Awalnya WHO menyarankan bahwa masker hanya digunakan untuk orang sakit, namun seminggu kemudian semua orang harus mengenakan masker.

"Kita ingat awal-awal dari WHO disampaikan, saya kan bertanya pada mereka. Presiden, nggak usah pake masker, awal-awal yang pake masker yang batuk-batuk yang kena saja. Nggak ada seminggu semua harus pake masker. Mereka bingung kita juga bingung," tuturnya.

Pada puncak pandemi Jokowi bercerita semua negara sibuk mencari APD. Padahal Indonesia bisa memproduksi sendiri APD.

"Begitu sampai pada puncaknya semua negara cari yang namanya APD. Semuanya cari. Kita juga cari ke mana-mana, eh ternyata kita sendiri bisa produksi dan kirim ke negara-negara lain. Saking posisinya semua bingung," tuturnya.

Pada kesempatan itu Jokowi kembali bercerita tentang pengalamannya yang harus semedi 3 hari untuk putuskan kebijakan terkait COVID-19.


Sumber : news.detik 

PT Rifan Financindo  

No comments:

Post a Comment