Thursday, October 5, 2023

Curhat Para Pemilik Brand Fashion & Hijab Usai TikTok Shop Ditutup

TikTok Indonesia secara resmi mengumumkan tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB. Dalam pernyataan resminya, TikTok menyebutkan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait langkah dan rencana ke depan.
"Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB. Kami akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait langkah dan rencana kami ke depan," tulis pernyataan resmi TikTok, ditulis Selasa (3/10/2023).

Dilansir dari Detikfinance, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan akan memberikan sanksi pada TikTok jika masih melanggar. Namun, sampai saat ini, TikTok mematuhi aturan yang dibuat pemerintah Indonesia.

Wolipop berbincang dengan beberapa pemilik brand hijab dan modest fashion Tanah Air terkait penutupan TikTok Shop. Para pemilik brand ini sebelumnya ikut berjualan di TikTok Shop bahkan kerap menggelar live shopping.

Salah satunya Rizky Azhar pemilik brand hijab dan ready to wear Gamaleea. Rizky mengaku merasakan efek penutupan TikTok Shop memengaruhi penjualan produknya yang mengalami penurunan.

"Aku sendiri cukup sedih, karena TikTok Shop sendiri menyumbang sekitar 30%. Solusinya kalau Gamaleea memperbanyak bazar offline dan menggarap pelanggan melalui WhatsApp dan market place lainnya. Harus berpikir strategi lainnya," ungkap Rizky Azhar saat ditemui Wolipop di sela-sela Glam Local Warehouse Sale di Aeon Tanjung Barat, Rabu (4/10/2023).

Helda Amalia, pemilik brand ready to wear Kienka Official mengungkapkan kesedihan yang sama terkait TikTok Shop ditutup. Helda mengatakan penghasilan dari TikTok Shop pernah mencapai 90%. Helda pun kini mulai memutar otak agar penjualannya terus berjalan setelah TikTok Shop ditutup.

"Aku sedih, kecewa berat dengan hasil keputusan karena Kienka sempat nambah karyawan dan produksi. Sekarang bagaimana nasib mereka? Penjualan bisa naik dua kali lipat dan penghasilannya 90% dari TikTok shop. Paling E-commerce lainnya dan aktif kembali di website," ucap Helda.

Swistya Ardiana, pemilik Swistya Label menanggapi TikTok Shop resmi ditutup. Begitu juga dengan Siti Zahra, pendiri brand hijab dan modest brand, Dyalodya. Siti Zahra mengaku sedih TikTok Shop ditutup. Siti mendirikan brandnya sejak 2017 dengan ciri khas ruffle dan tabrak motif yang menarik pada setiap koleksinya.

"Sedih karena sebenarnya setahun ini aku mulai dan sudah host Live baru sampai sekarang sudah bagus. Dan baru dikasih kabar dan bertanya tentang nasibnya karyawan ini tahu-tahunya tutup. Berasa banget belajar banget dari TikTok Shop, personal branding, dan belajar berdialog dengan pelanggan itu enak banget. Sekarang bingung harus ke mana lagi. TikTok Shop sendiri bisa menghasilkan 60-70%," tutur Zahra panjang lebar.

"Semoga dengan TikTokshop ini ditutup bisa merata di E-commerce lainnya. Aku berharap tanpa ada peperangan harga karena sudah kebiasaan," lanjut Zahra.

Hal berbeda disampaikan Rini Febriani sebagai pemilik Shaba Official Store terkait penutupan TikTok Shop. Meski sedih, Rini senang karena keputusan tersebut bisa membuat pelaku UMKM maju seperti dulu.

"Dampak TikTok Shop ada sedihnya karena penjualannya jadi berkurang. Satu sisi happy karena pasar gak rusak lagi. Plus minus aja bagi aku. Harapannya biar brand lokal kembali naik bukan hanya masuk barang-barang China," ujar Rini.

Acara bazar brand hijab dan modest di Glam Local Warehouse Sale di AEON Mall Tanjung Barat. 
Tak jauh berbeda dengan Rini, Umi Nur Istiana Yusfa sebagai pemilik brand hijab Kalana Scarves juga lega karena TikTok Shop ditutup.

"Jujur kalau versi aku merasakan dampaknya tidak bagus secara demand market kita jadi tidak sehat. Aku kan tidak bisa perang harga sama orang yang monopoli harga. TikTok Shop ditutup aku ingin menjaga persaingannya sehat tidak ada perbandingan harga begini," jelasnya.

Yusfa berharap ke depannya agar tidak ada lagi persaingan harga yang dapat merugikan para pemilik UMKM. "Dijaga soal transaksi persaingan harganya jangan ada yang monopoli persaingan harga yang bisa menjatuhkan," tegasnya.

No comments:

Post a Comment