Monday, March 20, 2023

Kewajiban Neto Investasi Indonesia Turun Jadi USD 252,2 Miliar, Pendorongnya Investasi Langsung dan Portofolio | PT Rifan

PT Rifan -  Bank Indonesia melaporkan posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal IV 2022 kembali mencatat kewajiban neto yang menurun. Pada akhir kuartal IV 2022, Posisi Investasi Internasional Indonesia mencatat kewajiban neto USD 252,2 miliar atau 19,1 persen dari PDB.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, kewajiban neto tersebut turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal III 2022 sebesar USD 262,6 miliar atau 20,1 persen dari PDB.

"Penurunan kewajiban neto tersebut berasal dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) yang lebih besar dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/3/2023). 

Posisi Aset Finansial Luar Negeri Indonesia kuartal IV 2022 meningkat, dikontribusikan oleh kenaikan seluruh komponen Aset Finansial Luar Negeri. Posisi Aset Finansial Luar Negeri akhir kuartal IV 2022 tercatat sebesar USD 449,8 miliar, naik 3,2 persen (qtq) dari USD 435,8 miliar pada akhir triwulan sebelumnya.

Seluruh komponen Aset Finansial Luar Negeri mengalami peningkatan posisi, dengan peningkatan terbesar pada aset cadangan devisa, investasi langsung, dan investasi lainnya. Peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri dikontribusikan oleh peningkatan penempatan aset maupun harga aset pada negara penempatan.

Kewajiban Finansial Luar Negeri

Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri Indonesia kuartal IV 2022 meningkat seiring dengan aliran masuk investasi langsung dan peningkatan nilai instrumen keuangan domestik. Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri Indonesia naik 0,5 persen (qtq) dari USD 698,4 miliar pada akhir kuartal III 2022 menjadi USD 702,1 miliar pada akhir kuartal IV 2022.

Peningkatan kewajiban tersebut bersumber dari aliran masuk investasi langsung yang tetap solid, sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.

"Selain itu, peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global dalam triwulan laporan, sehingga mendorong kenaikan nilai instrumen keuangan domestik," jelas Erwin.


Sumber : marekt.bisnis

PT Rifan

No comments:

Post a Comment