Tuesday, November 21, 2023

Ekonomi ASEAN Semakin Kuat, Ini Potensi dan Prospeknya

Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan ekonomi Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai pertumbuhan sebesar 4,7% pada tahun 2023. Meskipun turun dari 5,6% pada tahun 2022, pertumbuhan ini terbilang masih lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.
Dengan pencapaian ini, Asia Tenggara diperkirakan menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia, dan ASEAN dipandang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pertumbuhan pesat di kawasan ini akan ditopang oleh faktor-faktor seperti konsumsi domestik, inflasi yang rendah, kebijakan suku bunga yang lebih longgar, dan keterbukaan kembali perdagangan dengan China.

Negara di kawasan Asia Tenggara termasuk 10 anggota ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) pun akan diuntungkan oleh posisi mereka di pusat Indo Pasifik. Indonesia, sebagai salah satu negara terbesar di ASEAN akan diuntungkan dari sektor perdagangan.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyebut perdagangan sebagai urat nadi perekonomian negara-negara ASEAN, yang harus dikelola secara bersama-sama untuk menciptakan kemakmuran. Menurutnya, dengan potensi yang ada, ASEAN memiliki fundamental ekonomi yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan.

"Kita tidak bisa berdiri sendiri, ASEAN harus menyadari kekuatan dan potensi yang dimiliki untuk makin memantapkan posisi ASEAN sebagai surga investasi global," kata Arsjad, dikutip dari asean2023.go.id, Senin (30/10/2023).

Arsjad menekankan pentingnya tiga hal untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, yaitu mengembangkan ketahanan kawasan, memperkuat faktor-faktor pendukung, serta mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Ketahanan kawasan akan diwujudkan dalam bentuk arsitektur kesehatan, ketahanan pangan, stabilitas keuangan, dan ketahanan energi. Sedangkan ketahanan energi, program-program akan difokuskan pada mempercepat transisi energi.

ASEAN akan didorong sebagai hub kendaraan listrik global, serta penguatan upaya dekarbonisasi sektor transportasi. Sementara itu, faktor pendukung yang akan diperkuat adalah Sustainable Development Goals (SDGs), pasar keuangan dan investasi, transformasi digital, ekonomi kreatif, serta penanganan perubahan iklim.

Lebih lanjut, Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN telah mengambil peran aktif dalam kerja sama ekonomi di kawasan tersebut. Dikutip dari laman resmi ASEAN, kerja sama negara ASEAN di bidang ekonomi memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat Indonesia.

Pertama adalah peningkatan akses pasar, di mana melalui kerja sama ekonomi ASEAN, masyarakat Indonesia dapat mengakses pasar lebih luas di negara-negara anggota ASEAN. Hal ini memberikan peluang bagi para pelaku usaha Indonesia, baik perusahaan besar maupun usaha kecil dan menengah, untuk mengekspor produk dan jasa ke negara-negara tetangga.

Selanjutnya, sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi sebab kerja sama ekonomi ASEAN mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan perdagangan dan investasi.

Dalam kerangka ASEAN Economic Community (AEC), terdapat upaya untuk menciptakan pasar tunggal dan produksi yang terintegrasi di ASEAN. Langkah ini menciptakan iklim investasi lebih menarik dan membuka peluang bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Kerja sama ini juga akan membawa implikasi positif pada transfer teknologi dan pengetahuan. Melalui transfer teknologi, Indonesia dapat mendapatkan akses ke inovasi terbaru di beragam sektor ekonomi. Terlebih lagi, dengan pertukaran pengetahuan melalui seminar, konferensi, dan program pelatihan akan meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia, memungkinkan mereka untuk bersaing di tingkat regional dan internasional.

Kesejahteraan masyarakat juga turut terdampak melalui kerja sama ekonomi ASEAN. Dengan memperluas akses pasar dan meningkatkan investasi, ada potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, kerja sama ekonomi juga memberikan dampak positif pada sektor-sektor terkait seperti pariwisata, perhotelan, transportasi, dan layanan lainnya.

Terakhir, kerja sama ekonomi ASEAN juga mencakup harmonisasi kebijakan dan standar di berbagai sektor. Keuntungan bagi masyarakat Indonesia melalui kerja sama ini adalah penyederhanaan prosedur perdagangan, eliminasi hambatan teknis, dan standarisasi produk.

Dengan adanya harmonisasi kebijakan dan standar, perdagangan intra-ASEAN menjadi lebih efisien dan transparan, sehingga memudahkan akses pasar bagi produk Indonesia. Integrasi ekonomi ASEAN pun akan membuat Indonesia semakin menarik menjadi destinasi investasi. Terlebih lagi, pemerintah telah mengembangkan berbagai kemudahan dan stimulus untuk mendorong investasi dalam negeri.

Sebagai One Bank For ASEAN, PT Bank UOB Indonesia memberikan kemudahan bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya, terutama di Indonesia. Melalui UOB FDI Advisory Unit sebagai one stop shop, korporasi global pun mampu mengatur operasi regionalnya di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

UOB mampu menawarkan solusi yang holistik, berkat kolaborasi erat dengan Kementerian Investasi/BKPM, Asosiasi perdagangan, dan berbagai layanan profesional. Dengan menghubungkan dunia melalui ASEAN, rantai pasok lokal kawasan dan global pun dapat terhubung.

Hal ini mampu membuka peluang bisnis baru dan memungkinkan terciptanya peluang kerja. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mampu menarik perhatian investor global. Dengan kolaborasi bersama Kementerian Investasi/BKPM, UOB membantu investor global melalui solusi keuangan terintegrasi, sejalan dengan rencana ekspansi perusahaan.

Bukan hanya itu, UOB juga membantu korporasi Indonesia untuk ekspansi ke luar negeri dan menciptakan peluang baru. UOB pun merupakan Bank Regional pertama di Asia Tenggara yang bekerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM.

Sebagai informasi, hadir sejak tahun 2013, UOB FDI Advisory Indonesia telah membantu lebih dari 300 perusahaan untuk berinvestasi, dengan nilai lebih dari US$ 19 miliar. Sejak 2020, UOB pun mampu menciptakan lebih dari 84 ribu lapangan pekerjaaan meski adanya tantangan pandemi Covid-19.

Sumber : Finance.detik

No comments:

Post a Comment