Wednesday, November 8, 2023

Harga Pangan Naik, Kalangan Menengah ke Bawah Diprediksi Sulit Nabung

Harga pangan naik. Masyarakat yang masuk dalam kategori menengah ke bawah pun diprediksi akan sulit menabung.

Pasalnya, alokasi pendapatan bakal lebih banyak untuk memenuhi konsumsi.


"Karena pada saat harga pangan naik berarti belanja pendapatan dia (masyarakat) sepenuhnya dialokasikan untuk pangan sehingga belanja lainnya berkurang," ucap Kepala Ekonom Permata Institute for Economic Research (PIER), Josua Pardede, di Hotel St Regis, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023).


Menurut Josua, jumlah tabungan kelompok masyarakat menengah ke bawah akan terus tergerus karena sensitivitas harga pangan yang tinggi. Sebab, kenaikan harga sejumlah komoditas pangan sangat dirasakan masyarakat.


Joshua menilai pemerintah memang sudah berupaya melakukan normalisasi harga sepanjang 2020-2022. Di antaranya penyaluran bantuan sosial dan mendorong konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Namun karena situasi kenaikan harga pangan yang terjadi beberapa bulan terakhir, masyarakat bakal semakin bergantung pada tabungan untuk membeli bahan pangan.


"Makanya ada istilah 'mantab' atau makan tabungan. Sebagian masyarakat menggunakan tabungan untuk melakukan spending," ungkapnya.


Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan harga pangan (volatile food) adalah salah satu penyumbang terbesar angka inflasi.


Komoditas yang sejauh ini menyumbang kenaikan terbesar adalah harga beras dan cabai.


"Inflasi muncul di Indonesia dikarenakan volatile food, dari beras maupun cabai, kemudian kita berbicara bawang putih tapi food selalu menjadi kontributor besar inflasi," ungkap Sri Mulyani dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2023, di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).


Dalam paparannya kenaikan harga pangan menyumbang inflasi sebesar 5,5%. Tidak hanya beras dan cabai, kenaikan harga gula juga menjadi penyumbang inflasi.


"Beras, cabai, dan gula pasir menjadi tiga faktor yang memberikan kontribusi sangat besar," jelasnya.


Hal ini juga dikatakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ada tiga komoditas yang menyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023 beras, cabai dan gula pasir.


"Komoditas utama di komponen volatile food ini yang ingin saya garis bawahi adalah beras yang inflasinya adalah sebesar 1,72% (mtm) dan memberikan inflasi sebesar 0,06% dari 0,17% inflasi (mtm)," ucapnya.


Sumber : Finance.detik

No comments:

Post a Comment